Blog Punya Sayah

Tempat menuangkan isi kepala biar cepet kaya

Showing posts with label Bercocok tanam. Show all posts

Wednesday, July 15, 2020

Cara Bercocok Tanam Kurma Dari Biji Dalam Pot

Belum lama ini saya tertarik untuk menanam kurma dari biji, karena kalau beli bibitnya lumayan mahal. Dan setelah mencari tahu cara bercocok tanamnya terutama dalam pot, maka percobaan pun dimulai.

Berikut adalah langkah-langkah yang saya lakukan untuk menanam kurma dari biji.

Pertama, bersihkan biji-biji kurma yang akan ditanam. Ada yang bilang suruh rendam semalaman dulu, tapi kalau saya langsung saja saya bersihkan dengan air sampai biji-bijinya terlihat bersih.


Sumber foto: Liputan6.com 

Saat masih berbentuk biji akan sulit membedakan mana biji jantan dan mana yang betina, konon katanya yang jantan bentuknya lonjong dan yang betina agak bulat, tapi entahlah, itu masih sekedar katanya karena ketahuan jantan betinanya akan lebih jelas setelah pohonnya agak gede.

Kedua, siapkan wadah seperti tupperware, kaleng, atau apapun untuk menyemai biji kurma. Kasih alas tisu yang dibasahi, lalu letakkan biji-biji kurma dengan mengikuti protokol physical distancing kurang lebih 5-10 cm antar biji, tapi bijinya gak perlu dikasih masker atau APD lainnya.

Ketiga, gunakanlah bantuan kuasa kegelapan...mua ha ha ha... πŸ‘»πŸ’€πŸ˜ˆ

Maksudnya tutuplah wadah tadi tapi gak perlu sampe rapet wangi, kemudian persembahkan wadah tersebut pada "Sang Kegelapan" alias taro di tempat yang gelap. Bisa di ruang yang gelap ataupun sekedar ditutupin kardus, koran, pokoknya gelap atau minimal remang-remang. Karena sudah saya coba di tempat terang dan di tempat gelap, ternyata yang menggunakan kekuatan kegelapan lebih cepat berkecambahnya.

Proses penggelapan kurma ini ini mirip dengan proses bikin TOGE gan...

Keempat, karantina lah biji-biji tersebut selama kurang lebih 1-2 minggu, jaga agar mereka tidak berkerumun, gak perlu dicek tiap hari tapi pastikan tisu tetap basah, jangan sampe kering dan keset.

Kelima, Setelah 1-2 minggu, maka biji kurma akan mulai keluar kecambahnya. Jangan buru-buru dipindahin, tapi tunggu kecambahnya agak panjang sekitar 5 cm-an.


Selanjutnya setelah kecambahnya cukup panjang, barulah pindahkan ke media tanam seperti pot, polybag, atau bisa langsung ke tanah. Kemudian bergoyanglah dan berdendang ikuti pepatah Bang Rhoma dan lakukan sesuai syair lagunya yang berbunyi, "Gali gali gali gali gali lobaaang...gali gali gali gali gali lobaaang..." 🎀🎼🎹πŸ₯πŸŽΈπŸŽΊ

Galilah lobang dengan kedalaman lobangnya cukup sekitar 5 cm saja, kemudian tutup lobangnya untuk mengubur biji kurma, dan doakan semoga amal ibadahnya diterima...eh, semoga biji-biji tersebut bisa tumbuh dengan baik.



Next, rajinlah menyiramnya, cukup sehari sekali saja. Kalo berhasil, maka dalam waktu sebulanan akan muncul tunas kecil yang akan terus bertumbuh jika dirawat dengan baik.


Setelah agak gedean konon katanya dari warna daunnya akan bisa dibedakan mana yang jantan mana yang betina. Konon yang betina warna daunnya lebih gelap sedangkan yang jantan lebih terang. Tapi konon pula katanya akan lebih jelas lagi kalo sudah berbunga. Jika bunganya berwarna kekuningan maka konon katanya itu betina, dan jika putih konon itu katanya jantan, kalo gak salah gak wkwkwk.



Menanam kurma harus berpasangan, ada jantan dan betina, gak bisa satu aja, pasangkanlah mereka jangan biarkan mereka jomblo, karena kurma jantan gak bisa berbuah tapi kurma betina konon bisa berbuah sendiri walaupun buahnya akan kecil dan jelek kualitasnya kalo gak dibuahi jantan.

Konon pohon kurma ini akan berbuah setelah 4-7 tahun lamanya walaupun katanya ada juga yang kurang dari itu. Saya belom sampe ke sana jadi sharingnya cukup sampai sini dulu.

Semoga bermanfaat dan selamat bercocok tanam kurma :)

Wednesday, July 24, 2019

Cara Memotong dan Memisahkan Anak Lidah Buaya


Waktu pertama kali lidah buaya saya beranak, saya awalnya membiarkan saja dia tetap bersama induknya, sampai suatu hari membaca artikel yang mengatakan bahwa kalau dibiarkan saja maka dia bisa rebutan makanan dengan induknya.

Kalau yang saya lihat, beberapa daun lidah buaya induknya ada yang jadi mengering dan mati, mungkin itu efek dari rebutan makanan pikir saya. Maka saya pun mencoba memisahkan si anak dari induknya walaupun masih piyik.

Tapi ketika saya mau cabut ternyata susah, saya bongkar tanahnya ternyata masih ada semacam pipa yang menghubungkan si anak dengan induk lidah buaya, mungkin semacam tali ari-ari kalau di manusia. Lalu saya potong begitu saja si pipa tersebut dan saya pindahkan si anak ke pot baru.

Tetapi, si anak yang baru dipindahkan tersebut dari hari ke hari warnanya perlahan-lahan mulai menghitam warnanya seolah mau mati. Saya pikir, "Wah pasti salah nih cara nyabutnya..." tapi saya berharap dia bisa tetap hidup, maka saya pun suka bicara pada dia dan mengatakan, "Hidup ya...bertahanlah..."

Semakin hari tak ada perubahan warnanya tetap gelap, sampai akhirnya suatu hari saya harus pergi ke luar kota selama seminggu, maka saya siram dulu si anak lidah buaya itu dan induknya. Ini artinya selama satu minggu dia gak akan ada yang menyirami, karena biasanya saya siram mereka 3 hari sekali. Tapi setau saya lidah buaya ini kuat walaupun sampai satu minggu tidak disiram.

Dan ketika saya kembali dari luar kota, saya kaget karena anak lidah buaya tersebut warnanya kembali jadi cerah seolah dia bangkit dari kematian wkwkwk. Saya gak punya foto sebelumnya waktu warnanya masih hitam, tapi inilah penampakannya sekarang setelah seger lagi.

Anak lidah buaya yang bangkit dari kubur :v
Saya gak tahu apakah menghitamnya warna daunnya waktu itu adalah efek asal cabut, atau memang ada fase dia jadi hitam dulu sebelum hijau lagi, tapi yang jelas saya lebih hati-hati dan jadi gak mau asal cabut kalau lidah buayanya beranak lagi.

Nah, belum lama ini, ternyata lidah buaya saya beranak lagi. Seneng dong lihatnya. Tapi kali ini saya gak mau gegabah asal cabut, jadi saya pun googling mencari cara memisahkan anak lidah buaya dan induknya. Tapi entah sayanya yang kurang teliti atau gimana, saya hampir tidak menemukan info cara memotong dan memisahkan anak lidah buaya dari induknya. Ada satu blog yang menjelaskan bahwa anak lidah buaya yang masih piyik pun sudah bisa dipisahkan, tapi tidak menjelaskan secara detail bagaimana cara memotong anak lidah buayanya dengan baik dan benar.

Maka saya pun mencoba bereksperimen. Pertama, saya biarkan si anak lidah buaya agak gedean dikit, karena waktu itu masih piyik banget dan saya gak tega untuk mencabutnya, soalnya serasa merebut anak bayi yang lagi nyusu sama ibunya wkwkwk.

Kurang lebih satu bulanan saya biarkan dia membesar dulu sedikit. Dan ketika saya lihat daun induknya mulai ada yang mengering mungkin karena efek rebutan makanan, maka saya pun berkata, "Ini sudah saatnya..."

Kali ini saya lebih berhati-hati, saya gali dulu tanah di sekitar anak lidah buaya tersebut. Dan JEJEENGG! Saya melihat pemandangan yang agak berbeda dengan waktu pertama kalinya saya memotong anak lidah buaya. Karena kali ini saya melihat anak lidah buaya ini ada beberapa akar yang tumbuh di sekelilingnya. Sedangkan dulu waktu mencabut anak lidah buaya yang pertama, saya tidak melihat itu.

Anak lidah buaya sudah berakar
Melihat anak lidah buaya yang berakar ini membuat saya jadi pede untuk mencabutnya. Karena ini berarti dia sudah bisa mandiri menyerap makanan dari akarnya tanpa perlu bergantung lagi pada induknya. Tapi meskipun begitu saya tetap berusaha mencabutnya dengan hati-hati.

Dan tanpa disangka-sangka, ternyata mencabutnya mudah sekali tidak seperti dulu waktu pertama kali mencabut anak lidah buaya yang masih bayi. Kali ini sepertinya saya mencabutnya disaat yang tepat.

Anak lidah buaya yang berhasil dicabut dengan mudah

Maka saya pun mulai menyiapkan pot baru untuk sikecil ini. Kalau menurut artikel yang pernah saya baca, konon katanya ada dua hal yang perlu diperhatikan saat memindahkan anak lidah buaya ke pot yang baru.

Yang pertama, diamkan dulu anak lidah buayanya selama beberapa hari dalam arti jangan langsung ditanam. Itu berarti dia dibiarkan tergeletak tanpa tanah. Tapi saya kok gak tega ya wkwkwk, saya khawatir salah langkah dan menyebabkan anak lidah buaya ini mati. Jadi saran ini saya skip, dan saya langsung menanamnya hari itu juga supaya dia bisa tetap berada di tanah dan menyerap sari-sari makanan dari situ.

Penampakan tanah dan pot yang saya gunakan untuk anak lidah buaya
Yang kedua, konon katanya kita harus menyiapkan tanah berpasir yang kering untuk menanam lidah buaya. Intinya sama kayak nanam kaktus, jenis tanahnya disarankan seperti itu. Tapi saya juga skip saran ini karena banyak tanah yang bisa dimanfaatkan di halaman depan rumah saya, jadi saya mengambil tanah yang ada saja, bahkan saya siram dulu tanahnya sebelum ditanami anak lidah buaya.

Keluarga Aloe Vera
Udah deh, gitu aja. Jadi sekarang anggota keluarga lidah buaya saya ada empat. Satu induk dan tiga anak. Tapi anak yang paling kiri bukan anak kandung induk lidah buaya yang saya punya, dia anak tiri, gak tau anak siapa wkwkwk.

Dia saya temukan di halaman rumah mertua saya dalam keadaan masih kecil banget, bentuknya pun masih belum jelas lidah buaya atau bukan, karena seingat saya waktu itu tumbuhnya sendirian di tanah yang gak ada lidah buaya lain.

Entah dia anak yang tertinggal atau ditelantarkan orang tuanya, atau mungkin tumbuh dengan sendirinya. Tapi waktu itu saya berinisiatip untuk mengambilnya dan waktu itu saya tanam di pot yang sama dengan lidah mertua yang sedang saya kembangbiakkan juga. Kemudian lama kelamaan dia makin membesar sehingga terlihat jelas dia adalah lidah buaya. Karena itu sekarang dia sudah diadopsi dan masuk kartu keluarga anak keluarga lidah buaya saya hehehe.

Kesimpulannya, saya gak tahu apakah cara saya memotong dan memisahkan anak lidah buaya ini benar atau nggak, yang jelas sampai hari ini semua lidah buayanya sehat wal afiat. Tapi kalau ada di antara anda yang lebih tahu cara yang lebih baik untuk mengembangbiakkan lidah buaya, dengan senang hati saya tunggu sarannya 

Thursday, July 18, 2019

Menanam dan Merawat Lidah Buaya Dalam Pot

Sejak setahun yang lalu saya tiba-tiba tertarik untuk mengembangbiakkan Lidah Buaya dan Lidah Mertua. Awalnya karena waktu itu sedang musim kemarau, dan cuaca yang panas membuat saya merasa gerah di dalam rumah. Tapi daripada pasang AC, saya lebih tertarik menggunakan cara yang alami. Karena itu saya Googling untuk mencari tipe tanaman yang membuat udara dalam ruangan jadi adem.

Saya menemukan beberapa tanaman yang konon katanya bisa membuat udara dalam rumah menjadi lebih adem. Beberapa di antaranya adalah Lidah Buaya dan Lidah Mertua. Kebetulan di rumah mertua saya ada lidah buaya yang gak keurus, sebagian daunnya mulai menguning, ada bagian yang patah, dan ada bekas terbakar, karena di depan rumahnya tiap hari suka ada anak-anak muda nongkrong sambil merokok, dan mereka buang puntung rokok sembarangan sehingga sering mengenai tanaman lidah buaya tersebut.

Maka saya pun meminta lidah buaya itu pada mertua saya untuk saya adopsi dan saya tanam di rumah. Yang ukurannya gede saya tanam langsung di tanah, dan yang masih agak kecil saya tanam dalam pot.

Lidah buaya yang saya selamatkan dari rumah mertua
Awalnya saya gak paham cara merawat lidah buaya ini, karena dulu saya gak suka bercocok tanam. Maka saya perlakukan lidah buaya ini asal saja tanpa saya mencari tahu bagaimana cara merawatnya dengan baik dan benar.

Saya menyiramnya setiap hari dan menyimpannya di ruang terbuka yang terkena sinar matahari. Tapi ternyata...cara ini salah sodara-sodara. Karena lidah buayanya lama kelamaan mengalami perubahan warna, ada yang daunnya jadi gelap warnanya, dan ada yang menguning lalu membusuk dan akhirnya mati 

Dari situ barulah saya mencari tahu bagaimana cara merawat lidah buaya yang benar. Dan saya mendapatkan informasi bahwa ternyata lidah buaya ini tidak boleh disiram setiap hari karena daunnya sendiri sudah mengandung air. Maka konon menurut saran yang saya baca dari blog maupun youtube, menyiram lidah buaya cukup 2-3 kali saja seminggu. Tetapi berdasarkan pengalaman saya pribadi, ternyata menyiramnya seminggu sekali pun cukup, bahkan lebih cepat berkembangnya dibandingkan kalau disiram lebih dari 1 kali dalam seminggu.

Lidah buaya yang saya kembangbiakkan dalam pot
Kemudian, saya juga baru tahu bahwa lidah buaya ini ternyata tidak boleh kena sinar matahari langsung. Karena saya sudah pernah membuktikan sendiri ketika kena sinar matahari langsung, daunnya mulai berwarna merah kecoklatan seperti terbakar. Tapi ketika saya amankan ke tempat yang teduh, daunnya perlahan pulih dan kembali berwarna hijau.

Agak berbeda dengan pengalaman teman saya yang katanya punya lidah buaya liar banyak banget di halaman rumahnya. Semuanya tumbuh tanpa masalah dan beranakpinak dengan cepat meskipun tiap hari kena panas atau hujan. Hmm...entahlah saya gak tahu, tapi mungkin karena mereka tumbuh liar jadinya daya tahannya lebih kuat dibandingkan yang dikembangbiakkan secara manual.

Yang jelas saya sih sudah membuktikan sendiri kalau disiram tiap hari dan kena sinar matahari langsung, tanaman lidah buaya ini malah bisa membusuk dan mati. Jadi saya berkesimpulan lebih baik cari aman aja, siram seminggu sekali dan jangan kena sinar matahari langsung.

Alhamdulillah dengan cara ini lidah buaya saya mulai berkembang dengan baik bahkan sudah mulai beranak pinak. Sungguh senang saat melihat usaha budi daya saya berhasil meskipun saya belum tahu ke depannya mau saya jadikan apa hasil budi daya ini apakah mau dijual atau dimanfaatkan daunnya untuk obat, entahlah belum kebayang. Tapi yang jelas saya senang bisa mulai bercocok tanam walaupun mulai dari tanaman-tanaman yang sederhana.

Barangkali anda ada yang tahu cara menanam, merawat, dan mengembangbiakkan lidah buaya alias aloe vera ini dengan metode yang lebih baik, silahkan kasih tau saya